Kaesang Pangarep putra bungsu Presiden Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia dilaporkan oleh Muhammad Hidayat (MH) atas dugaan
ujaran kebencian dan penistaan agama pada vlog yang berjudul “Bapak Minta
Proyek” di akun youtube miliknya.
Kata “Ndeso” yang diujarkan Kaesang dalam video yang
berdurasi kurang dari 3 menit itu dijadikan sebagai bahan barang bukti ujaran kebencian
oleh MH ke Polresta Bekasi. Serta lampiran video full untuk dipelajari lebih lengkap oleh pihak kepolisian. Pelapor MH
ternyata sebelumnya juga sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang
serupa dan sedang ditangguhkan penahanannya.
Dalam video juga memperlihatkan penggalan cuplikan
aksi demo terhadap Ahok yang melibatkan
anak-anak dan melontarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh anak-anak
di usia mereka. Langkah Kaesang yang menghimbau masyarak agar bersatu dalam
perbedaan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik sebenarnya adalah inti
dari video tersebut.
Namun, banyak masyarakat awam yang kurang memahami
isi dari video itu dan menyimpulkan
sendiri tanpa meninjau kembali kutipan ucapan Kaesang yang menyuarakan pesan
perdamaian dan himbauan kepada masyarakat untuk lebih bijaksana lagi dalam
mengambil tindakan yang berhubungan dengan cerminan moral bangsa sendiri.
Seperti ucapan Ya kali ngajarin ke anak-anak
untuk mengintimidasi dan meneror orang lain. Mereka adalah bibit-bibit penerus
bangsa kita. Jangan sampai kita itu kecolongan dan kehilangan generasi terbaik
yang kita punya. Salah satu ucapan dalam vlog Kaesang yang terbukti tidak sama sekali
mengutarakan kalimat kebencian bahkan bertujuan untuk memajukan Indonesia.
Kita itu Indonesia, kita itu hidup dalam perbedaan. Salam Kecebong". Tutup Kaesang dalam video itu.
Kalimat Ndeso yang digunakann Kaesang jika dicermati dengan baik tidak bertujuan untuk menghina masyarat Indonesia namun kalimat tersebut bertujuan untuk sebutan sifat masyarakat yang mudah terpengaruh dan enggan menunjukan toleransi terhadap perbedaan yang sensisif. Dan tak jarang pula agama dijadikan embel-embel dalam memperkeruh keadaan.
Karakteristik masyarakat Indonesia yang mudah terprofovasi dijadikan salah satu faktor pendukung bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah NKRI, sebagai masyarakat yang terpelajar dalam menerima dan menganalisis suatu fenomena sebaiknya Indonesia lebih bijak lagi. dan saling bahu-membahu untuk berjuang demi Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika yang sebenrnya bukan saling menyokong mencari kesalahan satu sama lain.
Padahal Indonesia tidak dimerdekakan oleh satu agama atau satu RAS saja, Indonesia merdeka karena perbedaan yang kita bangun, Indonesia berbeda dan dipandang tinggi serta hormat di dunia karena perbedaan yang berdampingan. Seharusnya Indonesia bangga memiliki perbedaan yang bisa dijadikan kekuatan besar bangsa ini. Bukan perbedaan yang menjadi alasan runtuhnya Tanah Air ini.